Sabtu, 09 Januari 2010

Makalah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang khusus untuk diambil telurnya. Selain diambil telurnya ayam-ayam ini juga dapat diambil/dikonsumsi dagingnya. Perawatan ayam petelur pun cukup mudah. Hasil yang maksimal akan didapat oleh peternak dengan melakukan pemeliharaan yang baik. Ada banyak cara untuk memelihara ayam petelur ini. Di makalah ini akan membahas segala macam hal yang berhubungan dengan ayam petelur.

Melakukan usaha ternak ayam petelur ini dapat dilakukan secara pribadi maupun secara kelompok dengan modal bersama atas nama kelompok peternak. Dengan adanya peternak ayam petelur diharapkan Indonesia bisa menjadi Negara berkembang dengan sumber daya manusianya.bisa mengolah sendiri tanpa harus ekspor dari luar negeri.

1.2. Rumusan masalah

1.2.1. Pengertian ayam petelur dan sejarah singkat tentang ayam petelur

1.2.2. Jenis-jenis ayam petelur yang ada di Indonesia

1.2.3. Tehnik memelihara ayam petelur yang baik

1.2.4. Pemeliharaan ayam petelur

1.2.5. Hasil dari budidaya ayam petelur

1.2.6. Manfaat ayam petelur dalam hidupan sehari-hari

1.2.7. Penyakit /hama ayam petelur

1.3. Tujuan

1.3.1. Dapat mengetahui lebih banyak hal-hal yang berhubungan dengan ayam petelur

1.3.2. Mengetahui tehnik yang benar memelihara ayam petelur

1.3.3. Menambah pengetahuan di bidang peternakan


BAB II

PEMBAHASAN

1.2.1. Sejarah singkat tentang ayam petelur

(Anonim, 2009) Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk diambil telurnya. Asal mula ayam unggas adalah berasal dari ayam hutan dan itik liar yang ditangkap dan dipelihara serta dapat bertelur cukup banyak. Tahun demi tahun ayam hutan dari wilayah dunia diseleksi secara ketat oleh para pakar. Arah seleksi ditujukan pada produksi yang banyak, karena ayam hutan tadi dapat diambil telur dan dagingnya maka arah dari produksi yang banyak dalam seleksi tadi mulai spesifik. Ayam yang terseleksi untuk tujuan produksi daging dikenal dengan ayam broiler, sedangkan untuk produksi telur dikenal dengan ayam petelur. Selain itu, seleksi juga diarahkan pada warna kulit telur hingga kemudian dikenal ayam petelur putih dan ayam petelur cokelat. Persilangan dan seleksi itu dilakukan cukup lama hingga menghasilkan ayam petelur seperti yang ada sekarang ini. Dalam setiap kali persilangan, sifat jelek dibuang dan sifat baik dipertahankan (“terus dimurnikan”). Inilah yang kemudian dikenal dengan ayam petelur.
Menginjak awal tahun 1900-an, ayam liar itu tetap pada tempatnya akrab dengan pola kehidupan masyarakat dipedesaan. Memasuki periode 1940-an, orang mulai mengenal ayam lain selain ayam liar itu. Dari sini, orang mulai membedakan antara ayam orang Belanda (Bangsa Belanda saat itu menjajah Indonesia) dengan ayam liar di Indonesia. Ayam liar ini kemudian dinamakan ayam lokal yang kemudian disebut ayam kampung karena keberadaan ayam itu memang di pedesaan. Sementara ayam orang Belanda disebut dengan ayam luar negeri yang kemudian lebih akrab dengan sebutan ayam negeri (kala itu masih merupakan ayam negeri galur murni). Ayam semacam ini masih bisa dijumpai di tahun 1950-an yang dipelihara oleh beberapa orang penggemar ayam. Hingga akhir periode 1980-an, orang Indonesia tidak banyak mengenal klasifikasi ayam. Ketika itu, sifat ayam dianggap seperti ayam kampung saja, bila telurnya enak dimakan maka dagingnya juga enak dimakan. Namun, pendapat itu ternyata tidak benar, ayam negeri/ayam ras ini ternyata bertelur banyak tetapi tidak enak dagingnya.

1.2.2. Jenis – jenis ayam petelur yang ada di Indonesia

Jenis ayam petelur dibagi menjadi dua jenis:

a. Jenis ayam petelur ringan

Tipe ayam ini disebut dengan ayam petelur putih. Ayam petelur ringan ini mempunyai badan yang ramping/kurus, mungil/kecil dan mata bersinar. Bulunya berwarna putih bersih dan berjengger merah. Ayam ini berasal dari galur murni white leghorn. Ayam galur ini sulit dicari, tapi ayam petelur ringan komersial banyak dijual di Indonesia dengan berbagai nama. Setiap pembibit ayam petelur di Indonesia pasti memiliki dan menjual ayam petelur ringan (petelur putih) komersial ini. Ayam ini mampu bertelur lebih dari 260 telur per tahun produksi hen house. Sebagai petelur, ayam tipe ini memang khusus untuk bertelur saja sehingga semua kemampuan dirinya diarahkan pada kemampuan bertelur, karena dagingnya hanya sedikit. Ayam petelur ringan ini sensitif terhadap cuaca panas dan keributan, dan ayam ini mudah kaget dan bila kaget ayam ini produksinya akan cepat turun, begitu juga bila kepanasan.

b. Jenis ayam petelur medium

Bobot tubuh ayam ini cukup berat. Meskipun itu, beratnya masih berada di antara berat ayam petelur ringan dan ayam broiler. Oleh karena itu ayam ini disebut tipe ayam petelur medium. Tubuh ayam ini tidak kurus, tetapi juga tidak terlihat gemuk. Telurnya cukup banyak dan juga dapat menghasilkan daging yang banyak. Ayam ini disebut juga dengan ayam tipe dwiguna. Karena warnanya yang cokelat, maka ayam ini disebut dengan ayam petelur cokelat yang umumnya mempunyai warna bulu yang cokelat juga. Dipasaran orang mengatakan telur cokelat lebih disukai daripada telur putih, kalau dilihat dari warna kulitnya memang lebih menarik yang cokelat daripada yang putih, tapi dari segi gizi dan rasa relatif sama. Satu hal yang berbeda adalah harganya dipasaran, harga telur cokelat lebih mahal daripada telur putih. Hal ini dikarenakan telur cokelat lebih berat

1.2.3. Tehnik memelihara ayam petelur

(Anonim, 2009). Sebelum usaha beternak dimulai, seorang peternak wajib memahami 3 (tiga) unsur produksi yaitu: manajemen (pengelolaan usaha peternakan), breeding (pembibitan) dan feeding (makanan ternak/pakan) .

Penyiapan Sarana dan Peralatan :

a.Kandang
Iklim kandang yang cocok untuk beternak ayam petelur meliputi persyaratan temperatur berkisar antara 32,2–35 derajat, kelembaban berkisar antara 60–70%, penerangan dan atau pemanasan kandang sesuai dengan aturan yang ada, tata letak kandang agar mendapat sinar matahari pagi dan tidak melawan arah mata angin kencang serta sirkulasi udara yang baik, jangan membuat kandang dengan permukaan lahan yang berbukit karena menghalangi sirkulasi udara dan membahayakan aliran air permukaan bila turun hujan, sebaiknya kandang dibangun dengan sistem terbuka agar hembusan angin cukup memberikan kesegaran di dalam kandang.

Peralatan

a. Litter ( alas bertelur )

Alas lantai/litter harus dalam keadaan kering, maka tidak ada atap yang bocor dan air hujan tidak ada yang masuk walau angin kencang. Tebal litter setinggi 10 cm, bahan litter dipakai campuran dari kulit padi/sekam dengan sedikit kapur dan pasir secukupnya, atau hasi serutan kayu dengan panjang antara 3–5 cm untuk pengganti kulit padi/sekam.

b. Tempat bertelur

Penyediaan tempat bertelur agar mudah mengambil telur dan kulit telur tidak kotor, dapat dibuatkan kotak ukuran 30 x 35 x 45 cm yang cukup untuk 4–5 ekor ayam. Kotak diletakkan dididing kandang dengan lebih tinggi dari tempat bertengger, penempatannya agar mudah pengambilan telur dari luar sehingga telur tidak pecah dan terinjak-injak serta dimakan. Dasar tempat bertelur dibuat miring dari kawat hingga telur langsung ke luar sarang setelah bertelur dan dibuat lubang yang lebih besar dari besar telur pada dasar sarang.

c. Tempat bertengger

Tempat bertengger untuk tempat istirahat/tidur, dibuat dekat dinding dan diusahakan kotoran jatuh ke lantai yang mudah dibersihkan dari luar. Dibuat tertutup agar terhindar dari angin dan letaknya lebih rendah dari tempat bertelur.

d. Tempat makan dan minum

Tempat makan dan minum harus tersedia cukup, bahannya dari bambu, almunium atau apa saja yang kuat dan tidak bocor juga tidak berkarat. Untuk tempat grit dengan kotak khusus

1.2.4. Pemeliharaan ayam petelur

Peyiapan Bibit
(Anonim, 2009) Ayam petelur yang akan dipelihara haruslah memenuhi syarat sebagai berikut, antara lain:
a) Ayam petelur harus sehat dan tidak cacat fisiknya.
b) Pertumbuhan dan perkembangan normal.
c) Ayam petelur berasal dari bibit yang diketahui keunggulannya.

Ada beberapa pedoman teknis untuk memilih bibit/DOC (Day Old Chicken) /ayam umur sehari:
a) Anak ayam (DOC ) berasal dari induk yang sehat.
b) Bulu tampak halus dan penuh serta baik pertumbuhannya .
c) Tidak terdapat kecacatan pada tubuhnya.
d) Anak ayam mempunyak nafsu makan yang baik.
e) Ukuran badan normal, ukuran berat badan antara 35-40 gram.
f) Tidak ada letakan tinja diduburnya.

1.2.5. Hasil dan Budidaya ayam petelur

Hasil utama

(Bambang, 1995) Hasil utama dari budidaya ayam petelur adalah berupa telur yang diahsilkan oleh ayam. Sebaiknya telur dipanen 3 kali dalam sehari. Hal ini bertujuan agar kerusakan isi telur yang disebabkan oleh virus dapat terhindar/terkurangi. Pengambilan pertama pada pagi hari antara pukul 10.00-11.00; pengambilan kedua pukul 13.00-14.00; pengambilan ketiga (terakhir)sambil mengecek seluruh kandang dilakukan pada pukul 15.00-16.00.

Hasil tambahan

Hasil tambahan yang dapat dinikmati dari hasil budidaya ayam petelur adalah daging dari ayam yang telah tua (afkir) dan kotoran yang dapat dijual untuk dijadikan pupuk kandang.

Pengumpulan

Telur yang telah dihasilkan diambil dan diletakkan di atas egg tray (nampan telur). Dalam pengambilan dan pengumpulan telur, petugas pengambil harus langsung memisahkan antara telur yang normal dengan yang abnormal. Telur normal adalah telur yang oval, bersih dan kulitnya mulus serta beratnya 57,6 gram dengan volume sebesar 63 cc. Telur yang abnormal misalnya telurnya kecil atau terlalu besar, kulitnya retak atau keriting, bentuknya lonjong.

1.2.6. Manfaat ayam petelur dalam kehidupan sehari hari

Manfaat ayam petelur dalam kehidupan sehari – hari adalah untuk diambil dagingnya / untuk dikomsumsi sebagai sumber protein dalam tubuh kita. Selain diambil telur ayam petelur juga dapat diambil dagingnya meskipun dagingnya tidak begitu enak.

1.2.7. Penyakit / hama ayam petelur

a. Penyakit yang disebabkan oleh jamur dan toksin

(Anonim, 2009) Penyakit ini karena ada jamur atau sejenisnya yang merusak makanan. Hasil perusakan ini mengeluarkan zak racun yang kemudian di makan ayam. Ada pula pengolahan bahan yang menyebabkan asam amino berubah menjadi zat beracun. Beberapa penyakit ini adalah :

Muntah darah hitam

Ciri kerusakan total pada gizzard ayam. Penyebab: adalah racun dalam tepung ikan tetapi tidak semua tepung ikan menimbulkan penyakit ini. Timbul penyakit ini akibat pemanasan bahan makanan. Pengendalian: belum ada.

Racun dari bukit kacang

Minyak yang tinggi dalam bungkil kelapa dan bungkil kacang merangsang pertumbuhan. Tidak digunakan antioksidan atau bungkil kacang dan bungkil kelapa yang mengandung kadar lemak tinggi.

b. Penyakit yag disebabkan oleh parasit

Cacing

Anonim. 2009. Karena penyakit cacing jarang ditemukan di peternakan yang bersih dan terpelihara baik. Tetapi peternakan yang kotor banyak siput air dan minuman kotor maka mungkin ayam terserang cacingan. Ciri serangan cacingan adalah tubuhnya kurus, bulunya kusam, produksi telur merosot dan kurang aktif.

Kutu

Banyak menyerang ayam di peternakan Indonesia. Dari luar, kutu tidak terlihat tapi bila bulu ayam disibak akan terlihat kutunya. Tanda fisik ayam terserang ayam akan gelisah. Kutu umum terdapat di kandang yang tidak terkena sinar matahari langsung maka sisi samping kandang diarahkan melintang dari Timur ke Barat. Penggunaan semprotan kutu sama dengan cara penyemprotan nyamuk. Penyemprotan ini tidak boleh mengenai tangan dan mata secara langsung dan penyemprotan dilakukan malam hari sehingga pelaksanaannya lebih mudah karena ayam tidak aktif.

c. Penyakit karena protozoa

(Anonim, 2009) Penyakit ini berasal dari protozoa (trichomoniasis, Hexamitiasis dan Blachead), penyakit ini dimasukkan ke golongan parasit tetapi sebenarnya berbeda. Penyakit ini jarang menyerang ayam lingkungan peternakan dijaga kebersihan dari alang-alang dan genangan air.

d. Penyakit karena virus

Infeksi Bronkitis

(Anonim, 2009) Infeksi bronchitis menyerang semua umur ayam. Pada dewasa penyakit ini menurunkan produksi telur. Penyakit ini merupakan penyakit pernafasan yang serius untuk anak ayam dan ayam remaja. Tingkat kematian ayam dewasa adalah rendah, tapi pada anak ayam mencapai 40%. Bila menyerang ayam petelur menyebabkan telur lembek, kulit telur tidak normal, putih telur encer dan kuning telur mudah berpindah tempat (kuning telur yang normal selalu ada ditengah). Tidak ada pengobatan untuk penyakit ini tetapi dapat dicegah dengan vaksinasi.

Cacar Ayam

Gejala: tubuh ayam bagian jengger yang terserang akan bercak-bercak.
Penyebab: virus Borreliota avium. Pengendalian: dengan vaksinasi.

Marek

Penyakit ini menjadi populer sejak tahun 1980-an hingga kini menyerang bangsa unggas, akibat serangannya menyebabkan kematian ayam hingga 50%. Pengendalian: dengan vaksinasi.


BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

3.1.1. Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk diambil telurnya.

3.2.1. Jenis ayam petelur di Indonesia dibagi menjadi 2 yaitu ayam petelur ringan dan ayam petelur medium.beda ayam petelur ringan dan ayam petelur medium adalah ayam petelur ringan itu lebih ringan / lebih kurus dibandingkan dengann ayam petelur medium.

3.3.3.Pemeliharaan ayam petelur memiliki 3 aspek yaitu manajemen (pengelolaan usaha peternakan), breeding (pembibitan) dan feeding (makanan ternak/pakan)

3.3.4. Hasil utama dari budidaya ayam petelur adalah berupa telur yang diahsilkan oleh ayam.

3.3.5. Hasil tambahan yang dapat dinikmati dari hasil budidaya ayam petelur adalah daging dari ayam yang telah tua (afkir) dan kotoran yang dapat dijual untuk dijadikan pupuk kandang.

3.3.6. ada banyak penyakit yang dapat menjangkit dalam tubuh ayam. Penyakit ini bisa disebkan karena jamur, bakteri, virus dan protozoa.

3.2. SARAN

Kepada pembaca yang ingin beternak ayam ptelur, hendaknya banyak-banyaklah membaca buku mengenai cara perawatan dan perlakuan yang akan akan diberikan kepada ayam. Sehingga nantinya apabila telah beternak dapat menghasilkan telur – telur yang berkualitas dan bisa menjadi pengusaha ayam petelur yang sukses. Peternak juga harus mamahami tentang suplemen pendukung makanan pokok sangat penting sekali.

DAFTAR PUSTAKA

  • Anonim. 2009. Konsetrat naik, peternak mengeluh.(diunduh dari www.google.com Link : Radar madiun.di akses pada tanggal 9 Nopember 2009 jam 16.00)
  • Anonim. 2009. Sejarah singkat ayam petelur (di unduh dari www.wikipedia.com di akses pada tanggal 9 Nopember 2009 pukul 16.00)
  • Anonim. 2009. Cara Memelihara Ayam Negeri (di unduh http://www.peternakan.com atau http://www.peternakan.com/tip/ayam/topik09.htm di akses pada tanggal 9 Nopember 2009 pukul 16.00)
  • Anonim. 2009. Sentra peternakan dan usaha (diunduh dari www.google.com sentra di akses pada tanggal 9 Nopember 2009 pukul 16.00 )
  • Cahyono, Bambang, Ir. 1995. Cara Meningkatkan Budidaya Ayam Ras Pedaging

( Broiler) Yogyakarta : Pustaka Nusatama.

  • Anonim. 2009. Pedoman Teknis Budidaya Ayam Petelur (diunduh dari www.google.com Link : Budidaya Ayam Petelur di akses pada tanggal 9 Nopember 2009 pukul 16.00)
  • Anonim. 2009. Pemeliharaan dan Penyakit Ayam Petelur (diunduh dari www.google.com di akses pada tanggal 9 Nopember 2009 pukul 16.00)


TERNAK AYAM PETELUR

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia yang dibimbing oleh Bapak Didin Widyartono

OLEH

Yuanita Putri Yuliana

0910550285

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

FAKULTAS PETERNAKAN

NOVEMBER 2009